Buletin Muharrikah - Menjadi Seindah-Indahnya Perhiasan Dunia

Buletin
Admin WIM
05 Apr 2021
Buletin Muharrikah - Menjadi Seindah-Indahnya Perhiasan Dunia

Annisa'a syaqaiqurrijal, para wanita adalah saudara para lelaki. Dalam setiap kesuksesan seorang lelaki, ada wanita hebat yang menjadi penyokongnya. Hal ini dibuktikan dalam sejarah Islam. Perjuangan Nabi Ibrahim dalam ketaatan kepada Allah dengan membawa Ismail dan ibundanya ke lembah Mekkah, diiringi keridhoan Hajar tersebab yakin akan petunjuk Allah. Pun Rasulullah dengan terpaan ujian  di kala awal dakwah Islam ada sosok Khadijah yang menjadi pelipur lara dan pendukung dakwah beliau.

Wanita juga adalah tonggak peradaban. Darinyalah pendidikan pertama dan utama itu dimulai. Dari buaian, cinta dan kasihnya lahir orang-orang mulia dan berakhlak. Dengan tempaan dan pengajarannya akan lahir manusia-manusia hebat.

Menjadi Sholihah Adalah Kunci
Dengan menjadi sholihah, seorang anak akan menjadi investasi bagi orang tuanya. Yang jika senantiasa mendoakan orang tuanya, akan menjadi amal jariyah baginya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاثُ بَنَاتٍ ، فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ ، وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Siapa yang mempunyai tiga anak wanita dan bersabar atasnya, mereka diberinya makan, minum dan pakaian kepadanya dari kelebihannya. Maka mereka akan menjadi tameng baginya dari neraka pada hari kiamat.” (Dinyatakan shahih oleh Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu 'aiaihi wasallam bersabda,
"Kalau manusia telah meninggal maka terputuslah amalannya kecuali pada 3 hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan orang tuanya." (HR. Muslim)

Dengan menjadi sholihah, seorang istri akan menjadi sebaik-baik perhiasan, penyejuk mata dan sumber sakinah bagi suaminya, bukan justru menjadi fitnah atau musuh bagi suami. Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

( اَلدُّنـــْيــَامَتـَاعٌ وَخَيْرُ مَتـَاعِ الدُّنْيـَا اَلْمَرْ أَ ةُ الصَّالِحَةُ ( رواه مسلم
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat-sifat wanita shalihah :

( 34فَالصَّالِحَاتُ قَانِـتـَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ ( النساء:  
“… maka wanita yang sholihah, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka”. (QS. An Nisaa: 34).

Berkata Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazairi dan Syaikh Salim Al Hilali حفظهما الله : “Wanita yang sholihah adalah yang menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mentaatinya, mentaati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam dan menunaikan hak-hak suaminya dengan mentaatinya dan menghormatinya, serta menjaga harta suami, anak-anak mereka dan kehormatannya tatkala suami tidak ada.”

Dengan menjadi sholihah, seorang ibu akan mendidik anaknya menjadi generasi dambaan ummat, menjadi pemuda-pemudi yang juga sholih dan siap melakukan tugas sebagai khalifah di muka bumi.

Salah satu potret para shahabiyah yang berhasil mendidik anaknya menjadi generasi handal dalam Islam adalah Ummu Sulaim binti Milhan, yang mengutus anaknya Anas bin Malik menjadi khadim/pelayan Rasulullah. Dengan menjadi khadim, Anas bin Malik banyak bermulazamah dan mengambil ilmu dari beliau. Akhirnya sosok Anas bin Malik menjadi sahabat yang memiliki keluasan ilmu serta mendapat doa spesial dari Rasul memiliki umur yang panjang dan keturunan yang banyak.

Teladan mulia juga telah ditunjukkan oleh ibunda Ar-Rabi'ah Ar-Ra'yi. Ar-Rabi'ah adalah seorang ulama tabi'in terpandang, ahli hadits Madinah dan fuqaha di usianya masih sangat muda. Ditinggal berjihad dalam keadaan hamil oleh suaminya tak membuatnya galau dan bersedih. Ketika putranya lahir, ia menyibukkan dirinya dengan pendidikan putranya agar kelak menjadi penyejuk hati suaminya jika sewaktu-waktu suaminya pulang. Tiga puluh tahun ia ditinggal oleh suaminya, hingga suatu saat suaminya kembali dan begitu takjub dengan keilmuan anak yang ditinggalkannya.

Wanita sholihahlah.. yang akan menjadi penyokong dan tiang generasi ini. Kesholihanlah yang menggerakkan hati seorang ibu untuk berjuang ditengah rintangan yang tidak sedikit. Maka dari sini kita belajar, menjadi sholihah adalah kunci.

Mari Menjadi Sebaik-baik Perhiasan Dunia
Dunia tak pernah menghalangi wanita untuk berkiprah, menuntut ilmu dunia setinggi-tingginya, hingga doktor maupun profesor. Namun apa guna sebuah kebanggaan dunia jika di akhirat kelak tak bahagia.

Tak ada larangan bagi wanita untuk berkarir, mengambil peran yang banyak di tengah masyarakat. Namun sungguh merugi rasanya, jika kepuasan itu hanya sementara di dunia ini, di akhirat berbuah penyesalan.

Saudariku, apapun cita-citamu, apapun karier yang sementara engkau kejar, setinggi apapun harapanmu di dunia ini, hendaknya dibarengi dengan predikat sholih. Sholihah menjadi modal utamamu. Kesholihanlah yang akan mengantarkan menuju jannah-Nya. Untuk apa penghargaan tinggi dari manusia, kalau ternyata ia hanyalah fana. Untuk apa pengakuan manusia tentang semua prestasi duniamu jika ternyata Allah tak cinta.

Karena dunia ini hanyalah persinggahan, dunia hanyalah kesenangan sementara.

يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

Artinya: "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." (QS. Al-Mu'min: 39)

Apakah memang manusia rela menghabiskan seluruh tenaga dan potensinya hanya untuk sebuah kesenangan sementara?

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ  
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali Imran:14)

Penulis: Fitri Wahyuni
Editor: Ust. Irsyad Rafi, Lc (Dosen STIBA Makassar)


Download Buletin  Open PDF